Monday, July 07, 2008

Kenyang Rendang

Lidah tak bertulang ...
Pena lebih tajam dari pedang ...
Banyak perih-bahasa tak berundang ...
Sudah lama beredar di kalangan ...

Sejarah berulang ...
Bicara asal dendang ...
Tangan tak lelah berperang ...
Kaki asal menendang ...

Akal tak diperpanjang ...
Penting perut kenyang ...
Enak makan rendang ...
Kriuk-kriuk bunyi krupuk udang

Depok, 7 Jul 08.


-yglaparbolehmakansiang-

Sunday, March 02, 2008

Api Dingin


Kadang hanya bara
Kadang berkobar menyambar-nyambar

Namun hangatnya selalu membuatku ingin mendekat

Tidak biasanya ... kali ini api ini dingin
Mengalir seperti air wudhu waktu shubuh
Membasuh semangat

Dialah yang bisa mendinginkan api
Hanya Dia

Blogged with Flock

Wednesday, February 27, 2008

Madinah I


Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya dan sahabat-sahabatnya.

Madinah tampak lebih tenang dibandingkan dengan Mekkah.
Walaupun suhu sangat dingin mencekam namun suasana hangat terasa dalam hati. Serasa tiba di"rumah", hommy sekali.
Bersama jamaah lain kami bersemangat melaksanakan sholat berjamaah di Masjid Nabawi dalam rangka mengejar "arbain".
Walaupun ada pendapat bahwa "arbain" ini adalah sunnah yg hanya didukung hadits yg lemah namun kami tidak mau melewatkan sholat berjamaah di Masjidil Haram di Madinah. Masjid Nabawi tetap disebut Masjidil Haram di Madinah.
Haramain berarti dua tempat haram yaitu Masjidil Haram di Mekkah & di Madinah.
Jarak yg cukup "dekat" menjadi penyemangat untuk kami bolak-balik ke Masjid.
Salah satu yg dikejar oleh jamaah adalah kesempatan sholat di "taman-syurga" Raudhatul Jannah . Tempat yg mustajab bagi orang yang bermunajat.
Bagi jamaah laki-laki setiap saat kita dapat mencoba untuk ke Raudhah. Dengan cukup kesabaran kita dapat sholat dan sedikit waktu untuk berdoa di Raudhah. Kita harus sabar mengantri berdesakan namun masih dalam batas kewajaran saya dalam usaha memasuki Raudhah. Tidak harus mendzolimi saudara kita yg lain, hanya antri berdesakan.
Sholat dan berdoa secukupnya jangan terlalu lama. Insya'Allah dengan kita memberi kesempatan orang lain berdoa di Raudhah, doa kita lebih mustajab lagi.
"Assalamu'alaikum Yaaa Rasulullah"
"Assalamu'alaikum Yaaa Nabiyullah"
"Assalamu'alaikum Yaaa Habibullah"
"Salam dan sholawat kepada kekasihNya, nabi, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan semua sahabatnya" setiap kali kita melewati makam beliau.
Perasaan bercampur aduk, senang bisa berada di "rumah" beliau, sedih karena waktu yg sangat singkat untuk beramah-tamah dengan beliau.

Friday, February 08, 2008

Perjalanan Mekkah - Madinah



Setelah Sholat Jum'at di Masjid Al-Ijabah kami segera makan siang dan bersiap untuk berangkat ke Madinah.
Persiapan koper sudah dilakukan kemarin malam. Karena hari ini kami tawaf wada dan sholat jum'at tidak ada kegiatan lain lagi selain persiapan pengumpulan koper dan barang tentengan ke Madinah.

Perjalanan mulai tepat waktu Ashar, saya sendiri sudah sholat Ashar jama' taqdim.

Terlihat bekas banjir di jalan-jalan yg kami lalui. Hujan tadi pagi ternyata cukup luas.
Udara mulai terasa dingin. Perjalanan diperkirakan sekitar 5-6 jam. Sepanjang perjalanan radio di bus kami mengumandangkan Al-Qur'an atau pengajian dari Ustadz yg sayangnya kami tdk mengerti.

Dingin yg mencekam dan tempat duduk yg sempit membuat beberapa jamaah mulai merasa ingin buang air kecil. Kami berhenti di SPBU. Dengan segera kami mencari toilet.
Ternyata udara diluar lebih dingin daripada di dalam bus, angin berhembus cukup kencang. Alhamdulillah ada restaurant menjual teh susu panas.

Mendekati Madinah, bentuk rumah-rumahnya berbeda dengan di Mekkah. Di Madinah rumah-rumah memiliki pagar yg agak tinggi. Walaupun jarak dari pagar ke tembok rumah hanya 1-2 meter. Satu rumah dengan rumah lain agak terpisah.

Kami tiba di Maktab Madinah sekitar pukul 10 malam WAS. Dingin dan angin terasa menusuk hidung. Kembali pengaturan kopor dan air zam-zam agak kurang terkoordinasi.
Kami mendapat kamar yg berisi 11 (sebelas) orang, dengan 1 kamar mandi/toilet.

Segera kami menuju Masjid Nabawi untuk sholat Maghrib jama' takhir Isya.
Tidak lupa mengenakan surban untuk melindungi kepala & hidung dari dingin dan angin.

Wednesday, February 06, 2008

Tawaf Wada



Kami Tawaf wada tanggal 11 Januari 2008, hari Jum'at.
Dengan rencana kami akan ke Masjidil Haram jam 3 pagi WAS, untuk sholat tahajud, sholat shubuh, sholat syuruq, dhuha dan kemudian terakhir tawaf wada.
Ternyata Allah SWT memberikan berkah kepada Kota Mekkah berupa hujan deras dari sekitar jam 3 pagi sampai menjelang shubuh jam 5.
Normalnya beberapa hari setelah lebaran haji biasanya hujan, namun sampai 2 minggu setelah Idhul Adha masih belum turun hujan di Mekkah. Hingga Imam Masjidil Haram mengajak jamaah untuk ikut sholat istisqa. Alhamdulillah beberapa hari kemudian hujan turun yaitu pada pagi hari ini.
Kami dengan sabar menunggu sampai hujan reda. Beberapa lama hujan mulai, jalan di depan maktab kami mulai terlihat banjir. Terlihat seperti sungai dengan air yg cukup deras, dengan kedalaman sekitar semata kaki atau lebih.
Menjelang waktu shubuh hujan mereda, gerimis tipis-tipis, suhu yg biasanya cukup dingin tanpa hujan kali ini semakin dingin.
Setelah azan shubuh terdengar kami berjalan menuju Masjid Al-Ijabah, sepanjang jalan terlihat pasir, kerikil dan batu yg terbawa banjir tadi sehingga agak sulit kami memilih pijakan.
Setelah sholat shubuh kami kembali ke maktab dan ternyata sebagian dari jamaah telah siap menuju ke Haram.
Kami menuju jalan raya, menunggu mobil yg mau mengangkut kami ke Haram.
Sepanjang jalan terlihat gundukan pasir dan batu berserakan.
Kami turun di dekat pintu keluar Marwah. Kelihatannya banyak toko di Pasar Seng yg bocor sehingga barang dagangannya basah. Banyak buku yg di keluarkan dari tokonya.

Kami masuk ke Masjidil Haram sekitar jam 6:45 WAS. Saya harus buang air kecil & berwudhu. Masuk ke pintu Marwah, terus menuju pelataran Ka'bah.
Cuaca cukup mendung namun sudah mulai terang. Saya sholat sunnah. Sholat tahiyatul masjid, sholat syuruq, sholat dhuha dan sholat tasbih. Terasa sekali beratnya untuk meninggalkan ka'bah. Air mata tak terbendung mengalir. Berharap kepada Allah SWT agar dapat diberikan kesempatan untuk kembali berkunjung ke Baitullah ini. Kembali lagi ....
Ternyata gerimis mulai sedikit deras.
Saya mengurungkan niat untuk tawaf wada di pelataran ka'bah.
Saya melihat ke lantai 2 masjid. Terlihat kosong.
Saya berpikir bahwa tawaf wada ini harus saya isi dengan sebanyak mungkin dzikir dan saya tidak mau cepat-cepat selesai dalam tawaf wada. Jarak yg jauh mudah-mudah dapat membantu kekhusukan tawaf.
Segera saya naik ke lantai dua. Ternyata tangga ke lantai dua basah. Ada kebocoran di Masjid dekat tangga hingga airnya mengalir membanjiri tangga.
Dengan hati-hati saya meniti pinggir tangga dengan berpegangan karena tangga menjadi sangat licin.
Lantai dua benar-benar kosong, hampir-hampir saja saya takut melakukan tawaf. Namun saya serahkan ketakutan saya kepada Allah SWT semata. Mohon perlindungan kepadaNya. Saya mulai tawaf wada.
Berat sekali untuk meninggalkan Haram, kembali air mata mengalir dalam tawaf saya. Bersyukur hampir tidak ada orang yg melihat kondisi saya.
Berulang-ulang saya memohon kepada Allah SWT agar berkesempatan kembali untuk menghajikan orang tua. Doa-doa lain menjadi lebih terasa dalam.
Semakin mendekati akhir tawaf berat tidak hanya terasa di hati, sampai-sampai kaki ini berat melangkah enggan mengakhiri tawaf.
Akhir tawaf, kami sholat diantara pintu Ka'bah dan maqam Ibrahim.
Berulang-ulang doa kami adalah mohon diizinkan untuk dapat kembali ke Masjidil Haram.

Wednesday, January 30, 2008

Surban

Bagi kaum laki-laki pakaian gamis berwarna putih sepertinya adalah pakaian wajib bagi orang arab Mekkah.
Saya sendiri berniat mau membeli namun berpikir dua kali karena saya pikir saya tidak akan mengenakannya di Indonesia. Mubazir.
Satu lag‎i pakaian yg sering dikenakan laki-laki adalah surban. Surban ini berbentuk persegi-panjang namun selalu digunakan terlipat dua menjadi bentuk segi-tiga. Dikenakan dengan cara diletakkan diatas kepala dengan atau tanpa kopiah.
Setelah mengenal cuaca di Mekkah, saya baru menyadari bahwa mashaghi/yashmaghi (surban) ini benar-benar multi fungsi. Bukan hanya sebagi asesoris pakaian saja. Surban ini menahan dinginnya angin di waktu shubuh, menahan panas di waktu siang/sore hari, sebagai masker penutup hidung dari debu atau dinginnya cuaca. Jika tidak dipakai di kepala bisa sebagai alas sujud. Surban ini menjaga agar kepala, telinga, leher dan/atau hidung agar tetap hangat (tidak panas/dingin).
Harga surban ini bervariasi, dari yg murah 10 real, sampai ratusan real untuk surban dengan merek terkenal (merek designer Italia/Prancis).
Yg murah biasanya dari China, sedangkan yg agak mahal buatan local, India atau Eropa.
Saya kira tidak rugi untuk membeli 2 atau lebih surban ini. Harap diperhatikan ukurannya ada yg kecil, yg sedang 55 inchi atau yg besar 60an inchi.

Mekkah


Maktab 133 terletak di daerah Ma'abdah di Jalan Masjid Al-ijabah.
Masjid terdekat adalah Masjid Jami' Al-ijabah sekitar 100 meter dari maktab.
Masjid Malik Abdul Aziz terletak di seberang jalan dari Masjid Al-ijabah.

Pulang dari Mina saya dan banyak jamaah lain yg terserang flu, pilek dan atau batuk.
Beruntung bahwa kami sudah diberikan obat flu oleh Dep-Kes waktu di Asrama Haji Bekasi. Namun sampai habis dua strip (8 tablet) tetap saja saya masih pilek. Kami akhirnya berobat ke dokter kloter. Kami diberikan obat flu dan vitamin. Beberapa hari kemudian flu agak reda namun kemudian flu kembali lagi.
Keadaan cuaca di Mekkah berangin dan di Masjidil Haram banyak sekali kipas angin dengan kekuatan besar, diharapkan jamaah menjaga kondisi kesehatan.
Pagi hari suhu terasa dingin dan berangin. Sedangkan siang, sore dan malam cukup hangat.

Pilihan makanan.
Kebetulan ada orang Indonesia yg tinggal di dekat maktab kami yg berjualan makanan Indonesia, walaupun berjualan secara sembunyi-sembunyi di rumahnya.
Toko kelontong ada 3 di dekat maktab. Dua rumah makan Indonesia juga ada kira-kira 500 meter dan 1 km dari maktab ke arah Haram, lainnya ada di sekitar Haram. Makanan lain seperti burger-(kambing/ayam), kebab, ayam broast, martabak india, es-krim banyak tersebar di sekitar Haram. Bakso Si Doel dan mie-bakso lainnya juga ada.
Harga kurang lebih:
- Kebab 3 real
- Hamburger 3 real tanpa isi kentang, 4 real dengan isi kentang.
- kentang goreng 2 - 3 real
- Ayam broast 11 real dengan porsi untuk 3 -4 orang.
- Bakso 10 atau 11 real
- Nasi putih 1 atau 2 real
- lauk pauk 1 atau 2 real
- sayur 1 atau 2 real
- minuman ringan, air putih 1 real
- es-krim 2 real

Beberapa hari kami sarapan roti hotdog dicelup dgn kopi atau dioles madu.
Terima kasih untuk Pak Haji Marsudi sebagai supplier roti dan Pak Haji Ario untuk madunya. Penjual di toko kelontong ini kelihatannya berubah-ubah tergantung mood, kadang 1 real bisa dapat 4, 6, bahkan 12 potong roti.

Fast food tersedia di beberapa tempat seperti KFC, Kudu, Hardees, Burger-King dll. Rata-rata 1 paket 15 - 20 real.

Tempat belanja favorit : Pasar Seng !!! , Sofitel (skrg Mekkah Royal), Hilton, Abraj Al-Bait (baru selesai dibangun) dan di toko-toko sepanjang jalan pulang-pergi maktab-Haram. Supermarketnya bernama Bin-Dawood. Satu toko yg terkenal jual barang murah di daerah Hujun dengan nama Toko Bawazir.
Banyak toko-toko dengan harga yg pasti. Semua barang 2 real, atau semua barang 10 real, biasanya barang-barang untuk souvenir/hadiah.
Saya sendiri berburu beberapa macam barang :
- minyak wangi. banyak sekali penjual dan jenisnya hingga sulit menentukan qualitasnya.
Saya lebih memilih membelinya di toko yg spesial menjual minyak wangi di Hilton. Mahal sedikit namun agak terjamin qualitasnya (??).
Atau beli parfum branded di Jeddah di Toko Ali Murah.
- sajadah. Yg saya cari adalah sajadah yg sepolos mungkin tanpa ada gambar dan hanya satu warna. Namun sajadah seperti ini tidak saya jumpai. Yg saya dapat hanya sajadah dengan motif kulit macan (bukan gambar macan), dengan hanya dua warna coklat dan hitam.
- minyak zaitun
- sedikit kurma dan kacang pistachio (lebih banyak saya beli di Madinah)
- tas sekolah anak
- jinten
- gamis anak
- tasbih kayu & mutiara

Kendaraan di Arab Saudi adalah kendaraan dengan kemudi sebelah kiri. Maka jalurnya terbalik dibanding jalur jalan Indonesia. Hati-hati, betul-betul harus hati-hati jika menyeberang jalan tengoklah kedua arah dua kali. Tengok kiri, kanan, kiri lagi, kanan lagi sebelum menyeberang.
Salah satu yg cukup mengerikan di Mekkah adalah para sopirnya. Saya kira sopir bus kota Jakarta bahkan yg dari Medan sekalipun akan geleng-geleng kepala melihat cara mengemudi orang Mekkah. Selalu terlihat ngebut dan buru-buru, menyerobot tanpa peduli orang lain, tidak mau mengalah pada orang yg menyebrang jalan. Benar-benar tanpa aturan atau sedikit sekali aturan yg dipatuhi. Aturan untuk tidak melawan arah dan aturan sampai ke tujuan, yg lain saya rasa kurang dipatuhi. Bahkan polisi pun jadi terlihat sama sekali tidak berwibawa. Saya yakin banyak sekali kecelakaan di kota Mekkah. Saya sendiri sudah dua kali selama di Mekkah mengalami tabrakan, kendaraan yg saya tumpangi menabrak atau di tabrak mobil lain. Bahkan hampir saja kedua sopirnya berkelahi di jalan. Di wajibkan bagi para jamaah untuk sangat berhati-hati jika menyebrang jalan.

Kondisi body mobil jarang sekali yg mulus, tidak peduli mobil mewah atau murahan. Hampir semua mobil penyok. Juga jarang sekali dibersihkan dalam maupun luar. Mahalnya air cukup mempengaruhi cara hidup orang Mekkah. Sedikit sekali untuk mencuci, bahkan untuk mandi sekalipun mereka jarang. Mungkin ini pula sebabnya parfum di Mekkah benar-benar banyak sekali penjual dan jenisnya. Saya kira tidak ada bengkel body dan sedikit sekali tempat cuci mobil di Mekkah. Namun banyak bengkel untuk servis rem, kopling, ban, dan yg utama adalah klakson.
Jarang sekali terlihat sepeda-motor. Kebanyakan mobil 4-wheel-drive, ini masuk akal karena kondisi alam gurun pasir dan berbukit-bukit terjal. Bensin mungkin lebih murah daripada air.

Monday, January 28, 2008

Mina hari ke 3



Sore hari kami mendapat kabar, rencana kami hanya mengambil nafar awwal karena kondisi maktab yg kurang menguntungkan. Kami akan kembali ke maktab Mekkah esok hari. Dengan rencana barang-barang akan diangkut bus dan jamaah akan jumrah siang hari dan langsung berjalan ke maktab Mekkah.
Namun pada malam harinya rencana berubah, kami akan jumrah pada pagi hari setelah sholat shubuh dan kembali ke maktab Mina untuk naik bus ke maktab Mekkah. Barang-barang dibereskan sebelum sholat shubuh. Desas-desus bahwa kemarin banyak jamaah yg meninggal karena mengejar waktu jumrah yg afdhol.

Alhamdulillah Aa' Gym datang sebelum sholat shubuh dan memberi tausiyah sampai datang waktu sholat shubuh.
Setelah sholat shubuh kami segera bersiap untuk jumrah.
Kondisi perjalanan dan tempat jumrah kurang lebih sama seperti hari kemarin.

Kembali dari jumrah sekitar pukul 10 WAS, kami segera naik bus ke Mekkah. Namun Bus yg kami tumpangi ternyata mengambil jalur yg macet sehingga kami baru sampai Maktab pada waktu Ashar.

Mina hari ke 2




Setelah sampai di maktab 7 sekitar pukul 9 malam WAS (Waktu Arab Saudi) kami mengatur tempat istirahat mencoba istirahat. Tenda di maktab 7 ternyata lebih sempit jadi kami agak berdesakan.

Esok harinya kami rencanakan jumrah setelah sholat Zhuhur. Diusahakan sudah makan sebelum sholat Zhuhur. Setelah sholat secepatnya kami bersiap untuk jumrah. Lebih baik mempersiapkan topi, kaca-mata hitam dan masker disamping batu kerikil kurang lebih 30 butir.

Perjalanan lumayan jauh kurang lebih 5 - 6 km dari maktab ke jamarat.
Mendekati setengah perjalanan suasana lebih padat dari kemarin.
Sama dengan kemarin kami mengarah ke lantai 2 bangunan jamara. Dari pintu masuk tempat jumrah telah terdengar gema lemparan batu. Bunyi kerikil mengenai dinding jumrah cukup menggetarkan hati. Suaranya seperti hujan kerikil tanpa henti.

Dengan metode yg sama dengan kemarin kami tidak terpancing untuk melempar jumrah di bagian depan tempat jumrah 'Ula. Kami terus melewati kerumunan orang dan menuju bagian belakang tempat jumrah yg sepi. Segera kami merapat ke pagar pembatas jumrah. Dengan sabar saya menunggu giliran. Ibu-ibu di depan saya masih melempar kerikilnya. Setelah itu saya menempelkan badan ke pagar pembatas jumrah. Di bagian luar pagar tembok ini sudah dilapisi dengan karet busa jadi temboknya tidak terasa keras mengenai badan. Dengan tenang saya melempar jumrah dan kali ini saya menghitungnya satu persatu.

Setelah itu kami berjalan kembali menuju tempat jumrah wustha' . Kondisi yg sama terlihat. Dengan cara yg sama kami menuju ke belakang dinding dan melempar jumrah wustha' dengan tenang.

Kami ulangi lagi untuk jumrah aqobah.

Demikian kami berkumpul di dekat pintu keluar jamarat untuk berdoa menghadap kiblat.
Saya bersama Sdr Indra menuju tempat "barber-shop" untuk memotong rambut kami. Saya minta dipotong dengan mesin dengan ukuran "O" (nol) ...
Tidak botak plontos namun saya kira cukup tipis.

Kami berjalan kembali ke maktab 29 untuk menjemput jamaah yg ketinggalan dan barang/tas Sdr Indra yg juga tertinggal kemarin.

Tawaf Ifadah



Dengan berkelompok beberapa jamaah berangkat dari jamarat ke Mekkah untuk tawaf ifadah.
Kami boleh dibilang berlari ke arah Masjidil Haram dengan harapan dapat segera selesai tawaf ifadah dan pulang ke Mina harus sebelum Maghrib.
Perjalanan cukup ramai namun karena jalan menurun kami lebih termotivasi untuk berlari menyelinap dan menerobos kerumunan orang-orang.
Sampai di dekat pintu Marwah kami berkumpul untuk koordinasi. Waktu pukul 11 WAS.
Diperkirakan tawaf dan sai memakan waktu kurang lebih 3 jam sehingga kita dapat berkumpul kembali di luar pintu Marwah dekat "barber-shop" sekitar pukul 2 WAS.
Kami masuk ke Masjidil Haram masing-masing. Saya sendiri masih harus buang air kecil dan wudhu.
Saya melihat kepadatan orang yg tawaf di pelataran Ka'bah. Menurut perhitungan saya, dengan kondisi fisik yg sudah sangat lemah resiko untuk tawaf dibawah sangat tinggi. Karena saya khawatir jika saya pingsan karena kelelahan maka saya segera naik ke lantai 2 yg ternyata juga cukup ramai. Naik lagi ke lantai 3.
Mungkin karena jamaah lain menganggap di lantai 3 udara cukup panas dan jarak tempuh tawaf lebih jauh jadi cukup sepi. Sun-glasses dikenakan karena pandangan cukup silau di lantai 3 dan setelah tahallul saya sudah boleh menggunakan topi untuk menghalau panas.

Walaupun langkah lebih banyak namun tanpa halangan menjadikan tawaf lebih khusyuk dan lebih banyak berdzikir.
Saya dapat tawaf dengan tenang. Kurang lebih kurang 1 putaran; masuk waktu sholat Zhuhur. Sekaligus saya jadikan saat untuk berhenti dan beristirahat.
Setelah sholat Zhuhur segera melanjutkan tawaf. Setelah selesai tawaf saya menuju tempat sa'i.
Setiap kali saya melewati tempat minum air zam-zam saya sempatkan untuk minum untuk menghindari dehidrasi.
Selesai sa'i, rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT yg telah memberi kekuatan.
Waktu pukul 2 siang WAS. Saya menuju pintu luar Marwah dekat "Barber Shop". Situasi sangat padat dan cuaca cukup panas. Saya merasa tidak cukup kuat untuk diam menunggu. Saya putuskan untuk SMS pimpinan kelompok Ifadah tadi, memberitahu bahwa saya langsung menuju Mina.

Perjalanan menuju Mina cukup sepi. Namun karena berjalan sendiri sangat terasa perjalanan ini cukup berat disamping kondisi fisik yg sudah sangat lelah.
Beberapa kali saya duduk beristirahat. Saya berharap ada yg membagikan botol minuman karena saya tidak membawa uang sepeserpun untuk membeli minum. Alhamdulillah bahwa banyak kran air di sepanjang jalan menuju Mina. Rasa syukur saya juga menemukan box makanan yg biasa dibagikan oleh orang kepada jamaah. Dalam box tersebut terdapat botol minuman yg baru, masih belum dibuka. Botol minum ini diperlukan agar dapat minum setiap saat dimana kran air tidak terlihat.

Perjalanan menanjak dan panasnya siang hari menyengat badan.
Kami melewati bangunan jamarat. Setelah itu saya agak kebingungan karena tidak ingat jalur untuk kembali ke maktab di Mina. Saya merasa bahwa saya kehilangan arah namun saya tetap berjalan.
Suatu saat saya melihat menara Masjid dekat maktab. Rasa syukur bahwa ternyata akhirnya perjalanan sudah hampir sampai. Tampaknya tadi saya memang salah jalan karena saya mencapai maktab dari sisi yg berbeda saat pertama kali masuk ke maktab Mina.

Tiba di maktab 29 Mina kurang lebih waktu Ashar. Saya mencoba beristirahat.
Maktab 29 ini adalah maktab kloter 80 jawa-barat yg kebetulan semua jamaahnya dari KBIH Daarut Tauhiid. Saya sendiri adalah jamaah kloter 83 yg maktabnya lumayan jauh.
Jamaah kloter 83 lain yg tadi langsung kembali ke maktab setelah jumrah Aqobah sudah pindah ke maktab 7.
Setelah koordinasi dengan salah satu Karom kloter 83 diputuskan kami akan pindah ke maktab 7 sebagai maktab untuk kloter 83 nanti setelah sholat Isya.

Setelah waktu sholat Isya kami berkumpul kira-kira 6 orang, diputuskan untuk mencari kendaraan untuk mencapai maktab 7. Kami mencoba ke kantor Daker Haji Indonesia di Mina. Di kantor ini, kami mendapat mobil ambulance yg akan menuju maktab 7. Rupanya banyak juga jamaah yg kesasar dan akan menuju maktab 7. Kami berdesakan di ambulance.
Akhirnya kami sampai di maktab 7 yg rupanya secara fisik ada diluar Mina. Hal ini menjadi pertanyaan jamaah. Namun kami mendapat informasi bahwa Mina telah diperlebar sampai ke daerah Muzdalifah dengan nama Mina jaddid.
Istirahat. Makan prasmanan, harus bersabar antri.

Mina dan Jumrah Aqobah



Di perbatasan Muzdalifah - Mina, banyak askar yg akan menahan jamaah dengan bawaan yg besar.
Jika tertahan askar, kami diberitahu agar mengatakan kepada mereka kami akan ke maktab; bukan ke langsung ke jamarat.
Tiba di Mina kurang lebih jam 8 pagi WAS.
Kami sementara akan menggunakan maktab 29 karena jarak yg cukup dekat dengan jamarat.
Istirahat sejenak. Mununggu koordinasi untuk waktu melempar jumrah.
Melempar jumrah Aqobah bagi jemaah yg tanazul segera akan dilaksanakan.
Menunggu Ustadz Wahab kembali dari melempar jumrah bersama jamaah yg menggunakan bus.
Segera setelah itu kami berangkat untuk melempar jumrah.
Lebih baik hanya membawa batu secukupnya; kurang lebih 10 - 14 kerikil.
Mengurangi bawaan seringan mungkin, antisipasi kepadatan jamaah melempar jumrah pada waktu yg afdhol ini.
Kami berkumpul di depan pintu keluar maktab dan langsung bergerak ke jamarat.
Keadaan agak cukup ramai selama perjalanan ke jamarat.
Sampai dekat jamarat jalur kami adalah ke lantai 2 tempat jamarat.
Melewati tempat jumrah 'Ula dan Wustha. Di tempat jumrah Aqobah terlihat ramai.
Keramaian ada di depan tempat jumrah. Jamaah agar tidak terpancing untuk ikut melempar jumrah di arah depan dinding jumrah.
Dengan cara melewati dahulu keramaian ini ternyata tempat jumrah bagian belakang tidak ramai.
Kami segera mendekati tembok pembatas dan hendaknya melempar jumrah tepat di tembok pembatas ini. Jangan melempar batu dari kejauhan.
Saya bersabar menunggu jamaah lain yg melempar jumrah di depan saya. Segera setelah dia selesai saya merapatkan badan ke pagar tembok pembatas.
Saya agak terburu-buru dalam melempar jumrah ini sehingga saya agak terlupa sudah berapa batu yg telah dilempar. Setelah yakin bahwa saya telah melempar lebih dari 7 batu kemudian saya keluar menjauh dari tempat jumrah.
Hendaknya jangan terburu-buru dalam melemparkan batu jumrah, lakukan dengan tenang.
Setelah itu segera menggunting rambut tanda tahallul awal telah selesai.
Alhamdulillah. Larangan ihram sudah batal semua kecuali bagi jamaah yg bersama suami/istri masih ada larangan berhubungan sexual.
Setelah melihat waktu yg ternyata masih cukup pagi, kurang lebih pukul 10 WAS.
Saya dengan beberapa jamaah lain memutuskan untuk segera tawaf ifadah dan sai sebagai tahallul tsani.
Walaupun dengan kondisi yg sudah sangat lelah, InsyaAllah diberi kekuatan olehNya agar dapat segera menyelesaikan tawaf ifadah.

Friday, January 25, 2008

Muzdalifah


Perjalanan menuju Muzdalifah mempunyai tantangan tersendiri.
Dimulai sebelum maghrib namun hari telah gelap.
Memotong jalan melalui semacam saluran air yg kering. Saluran ini kira-kira sedalam 3 atau 4 meter dengan lebar sekitar 150 meter namun hanya berisi pasir.
Beberapa kendaraan 4wheel drive melintas meninggalkan debu tebal berterbangan. Jemaah wajib menggunakan masker. Masker yg praktis adalah masker dengan karet yg dapat dilingkarkan ke telinga. Masker yg menggunakan pita yg perlu diikat dahulu lebih sulit dan repot digunakan.
Penerangan yg sangat minim di tambah tebalnya debu membuat jamaah agak sulit melihat bendera rombongan.
Setelah melewati kolong jembatan pertama kami menuju jembatan kedua. Aa' Gym memanjat dinding saluran maka jamaah mengikutinya. Dinding ini cukup terjal dengan kemiringan sekitar 30-40 derajat serta permukaan dinding yg halus membuat beberapa jamaah yg mencoba memanjat jadi melorot kembali ke bawah. Tanpa bantuan tarikan dari atas agak sulit mencapai atas dinding.
Setelah cukup banyak jamaah yg berhasil naik ternyata ada keraguan bahwa ini bukan jembatan yg semestinya kami naiki. Yg dituju adalah jalan pedestrian. Jalan dimana tdk ada kendaraan yg lewat, hanya jemaah yg berjalan kaki saja.
Sedangkan di atas jembatan ini banyak sekali kendaraan bus dan lainnya. Dengan bantuan GPS Aa' Gym memastikan bahwa ini bukan jalan yg benar. Dengan segera kami turun kembali ke bawah.
Tampaknya ada seorang jamaah yg tertinggal diatas dan terus berjalan di atas dinding saluran. Beliau akhirnya turun juga setelah kita panggil-panggil untuk turun.

Seseorang kembali menaiki dinding dekat jembatan berikutnya. Kami memanggilnya agar jangan naik dulu sebelum pasti bahwa itu jembatan yg benar. Akhirnya dia berteriak " Ini Aa' ... ini Aa' ... Ini jembatan yg betul ... Ini jalan pedestrian." Ternyata yg naik ke atas dinding adalah Aa' Gym. Pandangan di malam hari dengan sedikit sekali penerangan ditambah debu padang pasir kami tidak dapat mengenali beliau.

Maka kami naik ke atas dengan cara saling membantu. Yg sudah sampai ke atas menarik orang yg dibawah. Sampai di atas. Aa' Gym meminta agar dibentuk 1 tim pendahulu terdiri dari 20 (?) orang yg masih kuat untuk mendahului rombongan dan memilih tempat di Muzdalifah agar rombongan dapat berkumpul untuk bermalam.
Sepanjang jalan banyak sekali (betul-betul banyak sekali) jamaah lain yg bertanazul. Kepadatan ini membuat jamaah sulit melihat bendera rombongan walaupun banyak lampu jalan. Masing-masing berusaha agar tetap berkumpul di dekat bendera-bendera rombongan. Jemaah yg dapat berjalan lebih cepat harus menahan diri agar jemaah yg berjalan lebih lambat tidak tertinggal di belakang.

Sampai di tempat yg telah dipersiapkan tim pendahulu, kami menggelar tikar/sleeping-bag untuk tempat bermalam. Tempatnya di pinggir jalan tanpa tenda. Hotel bintang seribu karena kita bisa tidur sambil melihat banyaknya bintang di langit. Banyak orang lalu lalang di dekat tempat kami tidur. Sepertinya karena cukup kelalahan kami tdk memperdulikan orang yg lewat dan tetap dapat tidur. Sebelumnya jemaah sholat Maghrib dan Isya di jama'. Kemudian mengumpulkan 80 - 100 kerikil untuk jumrah.
Toilet agak sulit karena kepadatan jamaah lain yg juga bermalam di tempat yg sama.
Sekitar jam 2 kami bangun untuk tahajud dan bersiap untuk berangkat.
Disekitar kami sudah banyak tumpukan sampah karena banyaknya pejalan kaki sehingga sampah terbawa ke pinggir.

Tiba di perbatasan Muzdalifah-Mina kami berhenti untuk menunggu waktu shubuh dan sholat shubuh berjamaah.

Arafah, Puncak Haji



Tiba di Arafah sekitar pukul 10 WAS.
Istirahat. Tenda di Arafah berbeda dengan tenda di Mina.
Tenda ini hanya tenda sementara. Tenda hanya didirikan untuk hari Arafah setelah itu akan dibongkar kembali. Jadi hanya berupa tenda yg mirip tenda militer.
Makan siang disediakan secara prasmanan. Lebih baik banyak minum air dan jus kotak yg disediakan.
Tampaknya fasiltas toilet agak kurang memadai dari segi jumlah.
Sholat Zhuhur dan Ashar jama' qashar (2 + 2 rakaat).
Mendengarkan khutbah Arafah.
Muhasabah dan berdoa bersama dan secara pribadi.
Muhasabah dan doa kami lakukan dua kali.
Pertama dengan ustadz dari KBIH lain dari kloter 83. Kedua menjelang waktu Ashar kami muhasabah dan berdoa bersama Aa' Gym.
Kami benar-benar tersentuh, menangis & air mata tak tertahankan, ucapan istighfar & taubat jadi sangat mendalam, doa keselamatan bagi orang tua, saudara, kawan & teman meluncur. Permohonan perlindungan kepada Allah SWT semata. Tak terlukiskan dengan kata-kata apa yg terlintas di hati dan betapa harap hanya kepadaNya agar kami semua, keluarga kami, keturunan kami selamat dunia dan akhirat.
Kemudian kami berdoa masing-masing dan juga untuk membaca doa-doa yg dititipkan teman-teman, saudara-saudara & orang-tua.
Bersiap meninggalkan Arafah sebelum Maghrib menuju Muzdalifah.

Mabit di Mina



Tiba di Mina jam 9 pagi WAS (Waktu Arab Saudi).
Istirahat di dalam tenda. Tenda ini adalah tenda permanen (tidak pernah dibongkar kecuali rusak). Dalam tenda ada AC dan listrik untuk recharge HP serta karpet yg cukup tebal. Utamanya akan digunakan oleh jemaah setelah pulang dari Arafah & Muzdalifah. Saat kami gunakan karena ada kerja sama dengan pengelola maktab.
Sholat Zhuhur qashar 2 rakaat.
Mencari makan siang di sekitar maktab. Kebanyakan makanan India semacam nasi briyani dan roti cane india beserta kare-nya.
Sholat Ashar qashar 2 rakaat dan berdzikir.
Istirahat. Mandi, jangan lupa larangan ihram. Dilarang menggunakan alat2 mandi yg berbau wangi atau melakukan kegiatan yg menyebabkan rambut rontok. Toilet masih cukup baik karena masih sepi dan belum ada jemaah yg lain.
Sholat Maghrib.
Mencari makan malam di sekitar maktab. Sebaiknya makan apa saja yg terasa enak dan jangan lupa makan buah-buahan dan minum sebanyak-banyaknya.
Sholat Isya.
Penjelasan teknis keberangkatan ke Arafah esok dini hari jam 3 WAS.
Persiapan / beres-beres ransel dan perlengkapan lain. Istirahat.
Sholat Tahajud dan muashabah.
Berangkat menuju Arafah.
Sholat Shubuh di perbatasan Mina-Arafah.
Sepanjang jalan banyak jamaah tanazul dari berbagai negara mengarah ke tujuan yg sama.
Talbiyah terus bergema dilantunkan para jamaah. Saya meyakini bahwa salah satu yg menjaga stamina adalah kalimat talbiyah ini.
Waktu acara manasik di Jakarta, kalimat talbiyah belum merasuk cukup dalam.
Namun saat tanazul ini talbiyah menjadi penghela rasa lelah, sakit, pegal-pegal setelah kemarin 7 km Mekkah-Mina dan saat ini 14 km Mina-Arafah. Rasanya badan terdorong terus agar segera sampai di Arafah.
Beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat dan buang hajat.
Sangat bersyukur bahwa di kiri-kanan jalan banyak toilet umum dan keran air minum. Bagi orang yg terbiasa di toilet yg bersih, anda harus bersabar menggunakannya.
Pemandangan di kiri kanan jalan adalah gunung/bukit batu dan padang pasir.
Perjalanan tidak terlalu menanjak seperti perjalanan Mekkah-Mina.
Tidak segera terlihat tenda-tenda di Arafah. Namun terdapat sebuah Masjid (? lupa namanya) yg mempunyai menara yg tinggi terlihat dari kejauhan sebagai tanda mendekati Arafah.

Thursday, January 24, 2008

Berangkat dari Maktab di Mekkah menuju Mina



Pelaksanaan Haji dimulai. Persiapan dilakukan di maktab di Mekkah.
Dimulai sejak jam 2 pagi WAS, jemaah mandi Ihram. Sholat sunat Ihram.
Bersiap di depan maktab, mengecek barang bawaan. Mulai bergerak jam 3:30 menuju Masjidil Haram.
Sholat Shubuh di Haram. Berkumpul dengan jemaah DT kloter 80 di pelataran Marwah.
Mulai menuju Mina dipimpin Uztad Abdul Wahab di depan & Aa' Gym di belakang.
Dimulai dengan memasuki terowongan menuju Mina. Terowongan yg cukup panjang namun dengan sistem ventilasi berupa kipas angin yg besar dan sangat kuat. Terlihat beberapa barang yg menempel di depan kisi-kisi pelindung kipas sebagai tanda bahwa angin yg sangat kencang dihembuskan kipas angin.
Angin ini menambah dingin udara yg sudah dingin di Mekkah saat pagi hari.
Sehingga beberapa jemaah mulai terserang rasa ingin buang air kecil.
Namun tidak ada toilet umum selama perjalanan hingga istirahat di daerah Aziziah. Beberapa orang menumpang toilet di maktab jamaah haji Indonesia di Aziziah. Mungkin karena banyak yg menumpang di satu maktab tersebut, pemilik maktab keberatan dan beberapa jamaah tanazul diperingatkan.
Di sepanjang jalan banyak sekali kran air. Kurang tahu pasti apakah air tersebut air zam-zam. Yg pasti air kran itu memang untuk minum.
Perjalan ini cukup menanjak sehingga perlu mengatur napas.
Mulai tampak atap-atap putih tenda-tenda tersebar di antara bukit-bukit batu.
Kami melewati daerah jamarat, terlihat bangunan bertingkat dua yg cukup besar. Tampaknya bangunan itu masih belum jadi secara keseluruhan.
Jamaah sebaiknya mengingat jalur perjalanan ini karena jika nanti saat selesai jumrah Aqobah pertama masih pagi dan ingin segera tawaf Ifadah jalur ini kita lewati kembali. Dan saat itu jangan mengharap kita dapat berkelompok untuk pulang dari Mekkah ke Mina.

Persiapan Tanazul dan Pelaksanaan Haji



Tanazul adalah program diluar program Haji dari Depag RI dan Arab Saudi.
Jadi selama perjalanan dari Mekkah - Mina - Arafah - Muzdalifah - Mina dengan berjalan kaki jamaah bertanggung jawab sendiri dalam hal rute perjalanan dan akomodasi. Sebaiknya Tanazul dilakukan berkelompok dengan jemaah yg cukup banyak dan ada beberapa orang yg mempunyai pengalaman lebih dan bertanggung jawab atas keselamatan jamaah.

Jemaah akan berjalan berkelompok-kelompok. Masing-masing kelompok mempunyai pembawa bendera dengan warna bendera yg spesifik untuk kelompoknya. Diharapkan jemaah selalu dekat dengan bendera kelompoknya atau kelompok lain. Ada bendera yg harus selalu di depan dan ada bendera yg harus selalu dibelakang. Jemaah tidak diperkenankan terlalu jauh di belakang bendera belakang, dan harus segera masuk ke kelompok yg ada di tengah.


Beberapa hal yg perlu dipersiapkan sebelum tanazul:
- Membawa tas ransel yg diisi dengan :
+ minimal 1 kain ihram
+ pakaian biasa/sholat untuk 3 hari
+ jaket
+ perlengkapan mandi
+ makanan kecil yg mudah dimakan pada saat perjalanan
Selain itu perlu dibawa juga :
- tas sandal
- kantong batu untuk jumrah yg muat untuk sekitar 80 - 100 batu kerikil kecil
- tikar tidur (sleeping-bag bisa dibawa namun lebih repot dan perlu hati-hati menggunakannya bagi jemaah laki-laki)
- sajadah
- kaca-mata hitam (sun-glasses)
- topi


Persiapan dari tanah air adalah menjaga kesehatan dan stamina.
Rencana perjalanan berjalan kaki membawa ransel dan perlengkapan lain :
- Mekkah -> Mina = 7 km
Berangkat sebelum shubuh. Sholat Shubuh di Masjidil Haram. Bergabung dengan jemaah tanazul kloter 80.
Menginap semalam di Mina di dalam tenda.
- Mina -> Arafah = 14 km
Berangkat sebelum subuh dari maktab Mina. Sholat shubuh di perbatasan Mina-Muzdalifah sampai di Arafah sekitar jam 10 - 11 WAS.
- Arafah -> Muzdalifah = 9 km
Wukuf di Arafah.
Berangkat setelah Ashar sebelum Maghrib sampai di Muzdalifah setelah Isya.
- Muzdalifah - Mina = 5 km
Menginap di Muzdalifah, mengambil batu untuk jumrah 70 - 100 kerikil kecil.
Bersiap berangkat ke Mina setelah sholat tahajud. Setelah sholat Shubuh segera berangkat ke Mina.
- Di Mina bergabung kembali dengan program pemerintah RI dan Arab Saudi.

Wednesday, January 23, 2008

Masjidil Haram



Tiba sekitar jam 1-2 pagi WAS.
Saat berjalan kaki dari maktab dengan semangat kerinduan untuk melihat baitullah. Setibanya di Masjidil Haram, tiada lain perasaan yg dalam tercurah dalam air mata yg mengalir. Rasa syukur tiada terkira bagi Allah SWT, telah disampaikanNya niat hambaNya yg lemah ini melihat Ka'bah.
Kembali dalam niat umrah wajib, kami mencari rukun Hajar Aswad. Sesampainya di tempat tersebut, dengan mengucapkan "Bismillahi Allahu Akbar" kami memulai tawaf.
Baru terasa perjuangan dalam melakukan tawaf. Keramaian tawaf cukup membuat kami khawatir, namun justru situasi yg demikian kami kian pasrah & tawakal kepada Allah SWT.
Berdesakan satu sama lain, terdorong kiri-kanan, berbagai tabiat manusia terlihat. Ada yg bergantung kepada yg lain (suami, istri, kerabat, kelompoknya, dsb) seakan jika berpisah dengannya maka ia akan sangat celaka.
Ada yg dengan semangatnya menyerobot kerumunan orang untuk mendahului.
Menurut kami adalah sangat benar bahwa tawaf/sa'i ini adalah ibadah yg mengutamakan kemandirian. Jangan bergantung kepada sesuatu selain kepada Allah SWT. Sangat terasa manusia yg bersandar kepada manusia lain menjadi gangguan bagi jemaah yg lain.


Setelah Tawaf, kebetulan kami bertemu dengan jamaah lain yg menunjukan tempat awal sa'i, Shafa.
Tempat sa'i terasa lebih leluasa. Alhamdulillah kami sa'i tanpa halangan.
Selesai sa'i kami bertahallul (menggunting rambut) di Marwah. Bertemu dengan beberapa jemaah lain yg juga telah selesai sa'i dan membutuhkan untuk ditahallulkan. Dengan segera kami membantu mereka.

Saat ini masih sekitar jam 4 pagi sehingga lebih baik kami menunggu waktu sholat shubuh di Haram.
Saat kami mendengar azan Shubuh jam 4:50 kami sudah bersiap untuk sholat, namun ternyata ini azan pertama kira-kira 1 jam sebelum waktu Shubuh dengan istilah di Haram adalah waktu Fajar sekitar jam 5:50.

Setelah kami sholat shubuh sekitar jam 6:20 kami kembali ke maktab.

Maktab 133 Daerah Ma'abdah. Jalan Masjid Jami' Al-Ijabah.


Tiba jam 11 malam WAS.

Mengumpulkan kopor di beberapa kamar, namun belum membagi jamaah ke kamar. Prioritas melaksanakan umrah wajib dahulu.
Berangkat menuju Masjidil Haram sekitar jam 12:30 malam WAS.
Direncanakan untuk menggunakan bus, namun jemaah tampak lebih suka berjalan kaki menuju Masjidil Haram. Mungkin karena sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi untuk segera ke Masjidil Haram.
Perjalanan kurang lebih 45 menit - 1 jam.

Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah


Tiba sekitar. jam 2:00 (WAS) Waktu Arab Saudi.
Turun dari pesawat menuju bus khusus penumpang. Rupanya terminal yg tampaknya khusus untuk haji lumayan jauh jaraknya dari tempat pesawat Saudi Arabian Airlines kami parkir.
Tiba di terminal. Semua orang mempersiapkan passport. Ada petugas yg menempelkan stiker barcode. Setelah itu, antri untuk pemeriksaan imigrasi.
Pengambilan kopor besar, agak merepotkan karena harus mencari sendiri dan menumpukkannya di troli.
Keluar dari scanner koper. Rupanya koper kembali diambil oleh petugas untuk diletakkan di tempat koper khusus tempat tunggu calon jemaah haji Indonesia.
Jemaah antri untuk penempelan stiker namun kurang jelas untuk apa.
Namun sayrang koper hanya diletakkan sembarangan. Sehingga jemaah sendiri yg harus mengatur/merapikan koper kembali sesuai dengan kelompoknya.
Menunggu bus untuk menuju maktab di Mekkah kira2 sampai waktu Isya.
Tiba waktu Maghrib, sholat jamak takdim dengan Isya.
Toilet & tempat wudhu cukup baik. Tempat sholat cukup luas.
Beberapa hal ini yg perlu diperbaiki :
- jemaah masih harus disibukkan oleh urusan mencari dan mengatur koper besar.
- kurangnya informasi untuk jemaah tentang prosedur di bandara King Abdul Aziz.
- ketepatan waktu bus untuk mengantar jemaah ke maktab di Mekkah.

Bus tiba sekitar jam 8 malam WAS. Masuk ke bus langsung dapat makan malam + buah + air minum.
Perjalanan ke Mekkah kurang lebih 2 jam.

Keberangkatan Calon Jemaah Haji 1428H Kloter 83 KBIH Daarut Tauhiid jamaah dari Jakarta. Bag II


Bandara Soekarno Hatta terminal 3 (khusus Haji)
Tiba sekitar jam 8:00 pagi.
Pemeriksaan barang bawaan. Lumayan ketat, Vaseline saya yg 300ml terpaksa ditinggalkan. Air Aqua dalam botol juga tidak boleh masuk. Bahan cair dan gel yg kurang dari 40ml (? kalo tidak salah) yg dapat masuk.
Sayangnya di dalam terminal kurang banyak pilihan minuman yg dapat dibeli.

Jamaah mengganti pakaian dengan pakaian Ihram bagi yg laki-laki. Memastikan semua persyaratan pakaian Ihram terpenuhi. Termasuk melepaskan pakaian dalam (kaos + CD).
Sholat sunat Dhuha.
Masih diperkenankan untuk mengenakan jaket.

Menunggu kurang lebih 2 jam untuk boarding ke pesawat Saudi Arabian Airlines.

Berbaris sesuai dengan nomor yg dibagikan saat di Asrama Haji Bekasi. Nomor besar ada di depan.
Di Pesawat Saudiyah
Perjalanan dari Cengkareng ke Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah sekitar 9 jam.
Mendapat makan 2 kali.
Sholat Zhuhur + Ashar jamak takdim dengan tayamum.
Sebelum melewati miqat, melepaskan semua pakaian selain pakaian ihram. Sikat gigi & menggunakan parfum. Cek dan re-cek pakaian ihram dan tidak ada yg dikenakan selain ihram (termasuk kaos kaki) bagi laki-laki.
Diumumkan oleh awak pesawat bahwa pesawat akan melewati daerah miqat dalam waktu 30 menit.
Sholat sunat ihram.
Niat Ihram untuk umrah karena akan menggambil program haji tamattu.

Menunggu pendaratan ....Talbiyah.....

Keberangkatan Calon Jemaah Haji 1428H KBIH Daarut Tauhiid jamaah dari Jakarta


Berkumpul di Masjid AtTien TMII sekitar jam 7:00 tgl 13 Desember 2007.
Beberapa acara seremonial (pembekalan terakhir, pelepasan).
Naik Bus ke Asrama Haji Bekasi kurang lebih 1 jam perjalanan.

Asrama Haji Bekasi:
- Pembagian Buku Kesehatan
- Pembagian Passport
- Pembagian stiker nomor duduk di pesawat dan nomor bus
- scan fingerprint
- pembagian obat2an dan tas pinggan Dep Kesehatan
- pembagian uang living cost sebesar SR (Real Arab Saudi) 1500 dengan rincian sbb :
+ 2 * SR 500
+ 3 * SR 100
+ 2 * SR 50
+ 10 * SR 10
- pembagian / penempatan kamar penginapan
- Manasik terakhir
Ada kios-kios di dekat warung-warung belakang masjid asrama haji yang menawarkan untuk mengganti belt (ikat pinggang) tas passport seharga Rp 15000 . Ini mengganti belt elastis kecil dengan belt yg cukup besar dengan model sambungan beltnya berupa klip (mirip klip tas kopor). Jika ingin mengganti belt yg dilingkarkan ke pundak agar lebih besar dan panjang bisa dengan tambahan biaya Rp 10000.
Juga ada beberapa kios yg menawarkan uang Real recehan. Saya sendiri membeli uang 1 Real-an sebanyak 37 lembar seharga Rp 100.000.

Persiapan keberangkatan ke Bandara Soekarno Hatta.
Persiapan dimulai sekitar jam 2:00 pagi. Terutama untuk mandi Ihram karena rencana untuk mengambil miqat di atas pesawat.
Kemudian sholat tahajud dan sholat shubuh di Asrama. Setelah sholat shubuh langsung memasuki bus untuk berangkat ke Bandara Soekarno Hatta