Saturday, September 26, 2015

Peminta-minta

Dulu di Jakarta banyak peminta-minta beroperasi di lampu merah pertigaan atau perempatan. Rupanya gencarnya satpol cukup efektif menghilangkan keberadaan mereka. Namun setelah berkurangnya peminta-minta baik di jalanan ataupun di tempat-tempat umum justru makin terlihat jenis peminta-minta lain.

Orang miskin memang ada beberapa jenis. Ada yang memang miskin dari minimnya kepemilikan harta tetapi juga ada kemiskinan dari sisi perilaku. Yang terakhir ini biasanya berdasar kepada mentalitas selalu berkekurangan atau melacurkan keinginan untuk selalu mendapat lebih dari orang lain walaupun secara material dia  telah memiliki sepeda motor kecil atau besar, bahkan terparkir beberapa mobil di rumahnya.

Kita lihat mereka yang selalu ingin mengambil celah beberapa senti meter, atau mengambil lajur yang bukan semestinya. Sudah jadi pemandangan biasa kalau pemotor melawan arus, atau bedesakan di depan lampu merah. Intinya meminta hak jalan orang lain.  Sepertinya yang ini lebih buruk dari orang yang meminta-minta, bahkan lebih mirip dengan perampok jalan. Karena peminta-minta memohon dahulu dan belum tentu ia mendapatkan apa yang diminta.

Pengemis biasa memohon dengan cara membuka tangan saat mendekati orang atau kaca jendela mobil.  Yang tidak biasa adalah pengemis yang memohon orang untuk memberikan jalan dengan menyalakan lampu warna-warni atau klakson dengan suara keras.

Orang berhati sempit dan kecil selalu ingin menang untuk hal-hal yang kecil-kecil dan remeh. Orang yang berhati besar selalu ikhlas memberikan kemenangan untuk orang kecil dan fokus untuk menang dalam hal-hal prinsipil dan urusan yang besar.

September '15, Depok.

No comments: