Monday, January 28, 2008

Mina dan Jumrah Aqobah



Di perbatasan Muzdalifah - Mina, banyak askar yg akan menahan jamaah dengan bawaan yg besar.
Jika tertahan askar, kami diberitahu agar mengatakan kepada mereka kami akan ke maktab; bukan ke langsung ke jamarat.
Tiba di Mina kurang lebih jam 8 pagi WAS.
Kami sementara akan menggunakan maktab 29 karena jarak yg cukup dekat dengan jamarat.
Istirahat sejenak. Mununggu koordinasi untuk waktu melempar jumrah.
Melempar jumrah Aqobah bagi jemaah yg tanazul segera akan dilaksanakan.
Menunggu Ustadz Wahab kembali dari melempar jumrah bersama jamaah yg menggunakan bus.
Segera setelah itu kami berangkat untuk melempar jumrah.
Lebih baik hanya membawa batu secukupnya; kurang lebih 10 - 14 kerikil.
Mengurangi bawaan seringan mungkin, antisipasi kepadatan jamaah melempar jumrah pada waktu yg afdhol ini.
Kami berkumpul di depan pintu keluar maktab dan langsung bergerak ke jamarat.
Keadaan agak cukup ramai selama perjalanan ke jamarat.
Sampai dekat jamarat jalur kami adalah ke lantai 2 tempat jamarat.
Melewati tempat jumrah 'Ula dan Wustha. Di tempat jumrah Aqobah terlihat ramai.
Keramaian ada di depan tempat jumrah. Jamaah agar tidak terpancing untuk ikut melempar jumrah di arah depan dinding jumrah.
Dengan cara melewati dahulu keramaian ini ternyata tempat jumrah bagian belakang tidak ramai.
Kami segera mendekati tembok pembatas dan hendaknya melempar jumrah tepat di tembok pembatas ini. Jangan melempar batu dari kejauhan.
Saya bersabar menunggu jamaah lain yg melempar jumrah di depan saya. Segera setelah dia selesai saya merapatkan badan ke pagar tembok pembatas.
Saya agak terburu-buru dalam melempar jumrah ini sehingga saya agak terlupa sudah berapa batu yg telah dilempar. Setelah yakin bahwa saya telah melempar lebih dari 7 batu kemudian saya keluar menjauh dari tempat jumrah.
Hendaknya jangan terburu-buru dalam melemparkan batu jumrah, lakukan dengan tenang.
Setelah itu segera menggunting rambut tanda tahallul awal telah selesai.
Alhamdulillah. Larangan ihram sudah batal semua kecuali bagi jamaah yg bersama suami/istri masih ada larangan berhubungan sexual.
Setelah melihat waktu yg ternyata masih cukup pagi, kurang lebih pukul 10 WAS.
Saya dengan beberapa jamaah lain memutuskan untuk segera tawaf ifadah dan sai sebagai tahallul tsani.
Walaupun dengan kondisi yg sudah sangat lelah, InsyaAllah diberi kekuatan olehNya agar dapat segera menyelesaikan tawaf ifadah.

No comments: